Kata pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmatnya kepada kami, Tidak lupa juga kami mengucapakan terima kasih kepada
teman-teman dan dosen pembimbing Biologi atas dukungannya, akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang bertemakan Katabolisme.
Sesuai
tema makalah yang kami bawakan yaitu Katabolisme, maka dari itu kami akan
mejelaskan apa tujuan, fungsi dan dimana letak katabolisme karbohidrat, lemak
dan protein tersebut. Itulah yang kami coba jelaskan dalam makalah ini. Kami
sadar dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan Maka dari itu kami meminta dari pembaca baik dosen ataupun teman-teman sekalian, untuk mengkritik dan mengeluarkan pendapatnya terhadap makalah yang telah kami
susun bersama ini. Begitu kami selaku mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran ini,
untuk kami mohon bantuannya. Sekian dan terima kasih ….
WassalamualaikumWr. Wb.
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
belakang
Katabolisme disebut juga
respirasi, merupakan proses pemecahan bahan organik menjadi bahan anorganik dan
melepaskan sejumlah energi (reaksi eksergonik). Respirasi dilakukan oleh semua
makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel tumbuhan maupun sel hewan
dan manusia.Respirasi ini dilakukan baik siang maupun malam.
B.
Rumusan
masalah
a.
Apa
tujuan katabolisme karbohidrat, lemak dan protein ?
b.
Apa
fungsi katabolisme karbohidrat, lemak dan protein ?
c.
Dimana
tempat berlangsungnya katabolisme karbohidrat, lemak dan protein?
C.
Tujuan
a.
Untuk
mengetahui tujuan katabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.
b.
Untuk
mengetahui fungsi katabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
c.
Untuk
mengetahui dimana tempat berlangsungnya katabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.
D.
Manfaat
a.
Kita
dapat mengetahui tujuan katabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.
b.
Kita
dapat mengetahui fungsi katabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
c.
Kita
dapat mengetahui dimana tempat berlangsungnya katabolisme karbohidrat, lemak
dan protein.
BAB II
Pembahasan
KATABOLISME
Katabolisme merupakan reaksi pemecahan
atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih sederhana
(anorganik). Dalam reaksi penguraian tersebut dapat dihasilkan energi yang
berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia yang mengalami
penguraian.Tetapi energi yang dihasilkan itu tidak dapat langsung digunakan
oleh sel, melainkan harus diubah dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP)
yang mengandung energi tinggi. Tujuan utama reaksi katabolisme adalah untuk
membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber, yaitu Adenosin
Trifosfat (ATP).
A. Katabolisme
karbohidrat
Katabolisme karbohidrat biasa juga disebut respirasi sel.
Respirasi sel berlangsung di dalam mitokondria melalui proses glikolisis,
dilanjutkan dengan proses dekarboksilasi oksidatif kemudian siklus Krebs, di
mana pada setiap tingkatan proses ini dihasilkan energy berupa ATP (Adenosin
Tri Phosphat) dan hidrogen. Hidrogen yang berenergi bergabung dengan akseptor
hidrogen untuk dibawa ke transfer elektron, energinya dilepaskan dan hidrogen
diterima oleh O2 menjadi H2O. Di dalam proses respirasi
sel, bahan bakarnya adalah gula heksosa. Pembakaran tersebut memerlukan oksigen
bebas, sehingga reaksi keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut.
Dalam respirasi, gula heksosa mengalami pembongkaran dengan proses
yang sangat panjang. Pertama kali, glukosa sebagai bahan bakar mengalami proses
fosforilasi, yaitu proses penambahan fosfat kepada molekul-molekul glukosa
hingga menjadi fruktosa - 1, 6 difosfat. Pada fosforilasi, ATP dan ADP memegang
peranan penting sebagai pengisi fosfat.
Adapun pengubahan fruktosa - 1, 6 difosfat hingga akhirnya
menjadi CO2dan H2O dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron.
a. Glikolisis
Glikolisis adalah
serangkaian reaksi yang menguraikan satu molekul glukosa menjadi dua molekul
asam piruvat serta NADH dan ATP. Jalur reaksi ini disebut juga jalur Embden-Mayerhoff-Parns
(EMP).Glikolisis
berlangsung di sitosol, merupakan proses pemecahan molekul glukosa yang
memiliki 6 atom C menjadi dua molekul asam piruvat yang memiliki 3 atom C.
Pertama-tama, glukosa mendapat tambahan satu
gugus fosfat dari satu molekul ATP,yang kemudian berubah menjadi
ADP, membentuk glukosa
6-fosfat.Setelah itu, glukosa6-fosfat diubah oleh enzim menjadi
isomernya, yaitufruktosa 6-fosfat. Satu molekul ATP yang lain memberikan satu gugus fosfatnya
kepada fruktosa 6-fosfat, yang membuat ATP tersebut menjadi ADP dan fruktosa
6-fosfat menjadi fruktosa1,6-difosfat.
Kemudian, fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi dua senyawa yang saling isomer
satusama lain, yaitudihidroksi
aseton fosfat dan PGAL (fosfogliseraldehid atau gliseraldehid 3-fosfat).
Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL
masing-masing mengalami oksidasi dan mereduksi NAD+, sehingga
terbentuk NADH,
dan mengalami penambahan molekul fosfat anorganik (Pi) sehingga
terbentuk 1,3-difosfogliserat. Kemudian masing-masing1,3-difosfogliserat
melepaskan satu gugus fosfatnya dan berubah menjadi 3-fosfogliserat, dimana gugus fosfat yang dilepas oleh masing-masing 1,3-difosfogliserat
dipindahkan kedua molekul ADP dan membentuk dua molekul ATP. Setelah itu, 3-fosfogliserat
mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat.Setelah
menjadi 2-fosfogliserat, sebuah molekul air dari masing-masing 2-fosfogliserat
dipisahkan, menghasilkan fosfoenolpiruvat.Terakhir,
masing-masing fosfoenolpiruvat melepaskan gugus fosfat terakhirnya, yang kemudian
diterima oleh dua molekul ADP untuk membentuk ATP, dan berubah menjadi asam piruvat. Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis
akan menghasilkan produk kotor berupa
2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2 molekul air.
Akan tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga
hasil bersih reaksi ini adalah2 molekul
asam piruvat (C3H4O3), 2 molekul
NADH, 2 molekul ATP, 2 molekul air (H2O).
b. Dekarboksilasi
Oksidatif
Pada
perjalanan reaksi berikutnya, asam piruvat tergantung pada ketersediaan oksigen
dalam sel. Jika oksigen cukup tersedia, asam piruvat dalam mitokondria akan
mengalami dekarboksilasi oksidatif yaitu mengalami pelepasan CO2
dan reaksi oksidasi dengan pelepasan 2 atom H (reaksidehidrogenasi). Dekarboksilasi
oksidatif berlangsung di matriks mitokondria, Pada langkah ini 2 molekul
asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis masing-masing diubah menjadi
Asetil-KoA (asetil koenzim A) dan menghasilkan 2 NADH.
Selama
proses tersebut berlangsung, maka asam piruvat akan bergabung dengan koenzim A
(KoA–SH) yang membentuk asetil koenzim A (asetyl KoA). Dalam suasana
aerob yang berlangsung di membran krista mitakondria terbentuk juga hasil yang
lain, yaitu NADH2 dari NAD yang menangkap lepasnya 2 atom H yang
berasal dari reaksi dehidrogenasi. Kemudian kumpulan NADH2 diikat
oleh rantai respirasi di dalam mitokondria.Setelah asam piruvat bergabung
dengan koenzim dan membentuk asetil Co-A kemudian masuk dalam tahap siklus
Krebs. Selanjutnya, asetil Ko-A yang masuk dalam tahap ketiga yaitu siklus
Krebs atau siklus asam sitrat.
c. Siklus
Krebs
Siklus
Krebs berasal dari nama penemuannya yaitu Sir Hans Krebs (1980-1981), seorang
ahli biokimia Jerman yang mengemukakan bahwa glukosa secara perlahan dipecah di
dalam mitokondria sel dengan suatu siklus dinamakan siklus Krebs. Daur Krebs
yang berlangsung di matriks mitokondria disebut juga daur asam sitrat atau daur
asam trikarboksilat dan berlangsung pada matriks mitokondria. Asetil-KoA yang
terbentuk pada dekarboksilasi oksidatif, memasuki daur ini. Pada akhir siklus
dihasilkan 2 ATP,6 NADH, 2 FADH, dan 4 CO2.
Asetil
koenzim A masuk siklus Krebs melalui reaksi hidrolisis dengan melepas koenzim A
dan gugus asetil (mengadung 2 atom C), kemudian bergabung dengan asam
oksaloasetat (4 atom C) membentuk asam sitrat (6 atom C). Energi yang digunakan
untuk pembentukan asam sitrat berasal dari ikatan asetil koenzim A.
Selanjutnya, asam sitrat (C6) secara bertahap menjadi asam oksaloasetat (C4)
lagi yang kemudian akan bergabung dengan asetil Ko–A. Peristiwa pelepasan atom
C diikuti dengan pelepasan energy tinggi berupa ATP yang dapat langsung
digunakan oleh sel. Selama berlangsungnya reaksi oksigen yang diambil dari air
untuk digunakan mengoksidasi dua atom C menjadi CO2, proses tersebut
disebut dekarboksilasioksidatif.
Dalam
setiap oksidasi 1 molekul asetil koenzim A akan dibebaskan 1 molekul ATP, 8
atom H, dan 2 molekul CO2. Atom H yang dilepaskan itu kemudian
ditangkap oleh Nikotinamid AdeninDinukleotida (NAD) dan Flavin Adenin
Dinukleotida (FAD) untuk dibawa menuju sistem transpornyang direaksikan
dengan oksigen menghasilkan air.asetil Ko– A melepas 2 atom C-nya yang
ditangkap oleh oksalo asetat menjadi asam sitrat. Karena adanya penambahan dan
pelepasan H2O, selanjutnyaasam sitrat diubah menjadiasam
isositrat. Asam isositrat kemudian melepaskan gugus karboksil(CO2)
terbentuk asam α -Ketoglutamat yang
disertai dengan pelepasanhidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk
NADH. Selanjutnya asam α-Ketoglutamat juga melepaskan gugus karboksit (CO2)
disertai dengan pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk NADH.
Asam α -Ketoglutamat lalu berikatan dengan molekul Ko-A membentuk suksinat
Ko–A. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P) berasal dari GTP,
terikat pada ADP membentuk ATP, menyebabkan suksinil Ko-A berubah menjadi asam
suksinat.
Asam
suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan elektron yang ditangkap FAD membentuk
FADH2, asam suksinat berubah menjadi asam fumarat.Kemudian asam
fumarat dapat menggunakan air (H2O) menjadi asam malat,
selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron ditangkap oleh NAD+ membentuk
NADH.Dan akhirnya asam malat berubah menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat
yang mendapat transfer 2 atom karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus
Krebs kembali. Pada akhir siklus Krebs ini akan terbentuk kembali asam
oksaloasetat yang berikatan dengan molekul asetil koenzim A yang lain dan
berlangsung kembali siklus Krebs, karena selama reaksi oksidasi pada molekul
glukosahanya dihasilkan 2 molekul asetil koenzim A, maka siklus Krebs harus
berlangsung sebanyak dua kali. Jadi hasil bersih dari oksidasi 1 molekul
glukosa akan dihasilkan 2 ATP,6 NADH, 2 FADH dan 4 CO2.
d. Transport
Electron
Rantai
transpor elektron berlangsung pada krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini
adalah: setiap pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah
pertama tadi antar akseptor dihasilkan energi yang digunakan untuk pembentukan
ATP. Pada
saat masuk ke rantai transpor elektron, molekul tersebut mengalami rangkaian
reaksi oksidasi-reduksi (Redoks) yang terjadi secara berantai dengan melibatkan
beberapa zat perantara untuk menghasilkan ATP dan H2O.
Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH danFADH2sebanyak
10 dan 2 molekul.Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan
kedua molekul FADH2tersebut mengalami oksidasi. Dengan reaksi
berikut :Setiap oksidasi NADH menghasilkan
kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan
kira-kira 34 ATP.Ditambah dari hasil glikolisis dan siklus Krebs, maka
secara keseluruhan reaksi respirasi seluler
menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa.
Total ATP yang dihasilkan untuk tiap mol glukosa
adalah:
Proses
|
ATP
|
NADH2
|
FADH2
|
Total
|
Glikolisis
Dekarboksilasi oksidatif Daur Krebs Rantai transpor electron |
2
- 2 - |
2
3 6 - |
-
- 4 - |
8 ATP
6 ATP 24 ATP - |
Total
|
38 ATP
|
Akan tetapi,
karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap
respirasi seluler adalah 36 ATP.
B. Fermentasi
Dalam keadaan normal, respirasi
seluler organisme dilakukan melalui proses fosforilasi oksidatif yang
memerlukan oksigen bebas. Sehingga hasil ATP respirasi sangat tergantung pada
pasokan oksigen yang cukup bagi selnya. Tanpa oksigen elektronegatif untuk
menarik electron pada rantai transport electron, fosforilasi oksidatif akan
terhenti. Akan tetapi, fermentasi memberikan suatu mekanisme sehingga sebagian
sel dapat mengoksidasi makanan dan menghasilkan ATP tanpa bantuan oksgen.
Misalnya, pada tumbuhan darat yang tanahnya tergenang air sehingga akar tidak
dapat melakukan respirasi aerob karena kadar oksigen dalam rongga tanah sangat
rendah.
Secara prosedural, fermentasi
merupakan suatu perluasan glikolisis yang dapat menghasilkan ATP hanya
dengan fosforilasi tingkat substrat
sepanjang terdapat pasokan NAD+ yang cukup untuk menerima electron selama
langkah oksidasi dalam glikolisis. Mekanisme fermentasi tidak dapat mendaur
ulang NAD+ dari NADH karena tidak
mempunyai agen pengoksidasi (kondisi anaerob). Sehingga yang terjadi adalah
NADH melakukan transfer electron ke piruvat atau turunan piruvat. Berikut
bahasan terhadap dua macam fermentasi yang umum yaitu fermentasi alcohol dan
fermentasi asam laktat.
1. Fermentasi
alkohol
Fermentasi
alkohol biasanya dilakukan oleh ragi dan bakteri yang banyak digunakan dalam
pembuatan bir dan anggur. Pada Fermentasi alkohol, piruvat diubah menjadi
etanol dalam dua langkah. Langkah pertama menghidrolisis piruvat dengan molekul
air sehingga melepaskan karbondioksida dari piruvat dan mengubahnya menjadi
asetaldehida berkarbon dua. Dalam langkah kedua, asetaldehida direduksi oleh
NADH menjadi etanol sehingga meregenerasi pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk
glikolisis.
2. Fermentasi
asam laktat
Fermentasi asam laktat banyak
dilakukan oleh fungi dan bakteri tertentu digunakan dalam industri susu untuk
membuat keju dan yogurt. Aseton dan methanol merupakan beberapa produk samping
fermentasi mikroba jenis lain yang penting secara komersil. Dalam fermentasi
asam laktat, piruvat direduksi langsung oleh NADH untuk membentuk laktat
sebagai produk limbahnya, tanpa melepaskan CO2. Pada sel otot manusia,
fermentasi asam laktat dilakukan apabila suplay oksigen tubuh kurang. Laktat
yang terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri,
namun secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi
piruvat.
C. Katabolisme
Protein dan Lemak
Sel-sel dalam tubuh
mendapatkan energi bukan hanya dari karbohidrat, tetapi berasal juga dari
protein dan lemak. Protein dan lemak yang masuk dalam tubuh harus dipecah terlebih dahulu yang dibantu oleh suatu
enzim untuk digunakan sel.
a.
Protein
Protein melalui proses
hidrolisis diubah menjadi asam amino. Beberapa asam amino dapat diubah menjadi asam piruvat dan
asetil koenzim A setelah terlepasnya
gugus amin dari asam amino yang dilepas, kemudian gugus amin tersebut akan dibawa ke hati dan akan dirombak
menjadi amoniak (NH3) yang nantinya
dibuang bersama dengan urin, 1 gram protein dapat menghasilkan energi yang setara dengan 1 gram
karbohidrat.
b.
Lemak
Jika sumber
energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi
yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan
energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari
karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi. Proses oksidasi asam lemak dinamakan
oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA
dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun
akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi (Nugroho,
2009). Lebih lanjut Nugroho menguraikan proses metabolisme asam lemak sebagai
berikut.
1. Katabolisme Gliserol
Gliserol sebagai
hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini
selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada
tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol
3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk
dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.
2. Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)
Sebelum
dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu
menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan
dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas
pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai panjang
ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin.
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai
berikut :
a. Asam lemak
bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim
tiokinase.
b. Setelah
menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil
transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil
karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus
membran interna mitokondria.
c. Pada membran
interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang
bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.
d. Asil karnitin
yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan
dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran
interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
e. Asil KoA yang
sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi
beta.
Pada proses
oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan
proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa
asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Menurut
Poedjiadi (1994: 279-280), tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pembentukan
asil KoA dari asam lemak berlangsung dengan katalis enzim asil KoA sintetase
yang disebut juga tiokinase.
b. Reaksi kedua
adalah reaksi pembentukan enoil KoA dengan cara oksidasi. Enzim asil KoA
dehidrogenase berperan sebagai katalis dalam reaksi ini. Koenzim yang
dibutuhkan dalam reaksi ini adalah FAD yang berperan sebagai akseptor hydrogen.
Dua molekul ATP dibentuk untuk tiap pasang electron yang ditransportasikan dari
molekul FADH2 melalui sistem transport electron.
c. Pada reaksi
ketiga, enzim enoil KoA hidratase merupakan katalis yang menghasilkan
L-hidroksiasil KoA. Reaksi ini ialah reaksi hidrasi terhadap ikatan rangkap
anatar C-2 dan C-3.
d. Reaksi
keempat adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil koenzim A menjadi
ketoasil koenzim A. Enzim L-hidrokdiasil koenzim A dehidrogenase melibatkan NAD
yang direduksi menjadi NADH.
e. Tahap kelima
adalah reaksi pemecahan ikatan C-C, sehingga menghasilkan aseil koenzim A dan
asil koenzim A yang mempunyai jumlah atom C dua buah lebih pendek dari molekul
semula.
Asil KoA yang
terbentuk pada reaksi tahap 5, mengalami metabolisme lebih lanjut melalui
reaksi tahap 2 hingga tahap 5 dan demikian seterusnya sampai rantai C pada asam
lemak terpecah menjadi molekul-molekul asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA dapat
teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat (Poedjiadi, 1994:
282). Asetil KoA yang dihasilkan dari oksidasi asam lemak tidak berbeda dengan
asetil KoA yang dibentuk dari piruvat (Lehninger, 2005: 204).
Bab III
Penutup
A.
Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa :
1.
Tujuan utama katabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak adalah untuk membebaskan energi yang terkandung
di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup
oksigen (aerob) disebut proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen
(anaerob) disebut fermentasi anaerob.
2.
Katabolisme berfungsi untuk menyediakan
bahan baku untuk sintesis molekul lain dan mnyediakan energi kimia yang dibutuhkan
untuk melakukan aktivitas sel, serta membantu
proses pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi dengan mengubah senyawa-senyawa
makanan menjadi energi yang dapat berguna bagi tubuh manusia maupun hewan.
3. Katabolisme Karbohidrat berlangsung di dalam mitokondria melalui tahap Glikolisis,
Dekarboksilasi Oksidatif, Siklus Krebs, dan Transpor Elektron. Sedangkan
katabolisme protein dan lipid berlangsung di membran luar mitokondria.
B.
Sarans
1.
Makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu kami membutuhkan beberapa saran dan kritik yang membangun
untuk hasil yang lebih baik serta bermanfaat bagi seluruh audience.
2.
Untuk lebih memahami tentang
Katabolisme dibutuhkan lebih banyak buku referensi yang
menjelaskan tentang hal ini.
Daftar pustaka
Tim Pengajaran Biologi Universitas
Hasanuddin. 2008. Biologi. Makassar: UPT MKU
Universitas Hasanuddin.
Kistinnah,
Idun. dkk. 2009. Biologi makhluk hidup
dan lingkungannya SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar