Kamis, 28 Maret 2013

Larutan


BAB I
Pendahuluan
A.    Latar belakang
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit.

B.     Rumusan masalah
a.       Apa pengertina larutan ?
b.      Bagaimana cara menyatakan konsentrasi larutan ?
c.       Apa  yang termasuk sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektorlit ?

C.     Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
a.       Untuk mengetahui pengertian larutan.
b.      Untuk mengetahui bagaimana cara menyatakan konsentrasi larutan.
c.       Untuk mengetahui sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektorlit
                                                                                                                          
D.    Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
a.       Kita dapat mengetahui pengertian larutan..
b.      Kita dapat mengetahui bagaimana cara menyatakan konsentrasi larutan.
c.       Kita dapat mengetahui sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektorlit

BAB II
Pembahasan
A.  Pengertian Larutan
Kita sering mendengar kata larutan. Ada larutan gula, larutan garam, larutan teh. Tapi bagaimana dengan air kopi ? Apakah kita menganggapnya sebagai sebuah larutan?  Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Jika dari contoh di atas zat terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi; sedangkan zat pelarutnya adalah air.
Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat homogen. Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya dengan air kopi, masih terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir dan air. Anda bisa menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air kopi kita menyebutnya sebagai larutan heterogen/campuran.

B.  Konsentrasi
       Konsentrasi larutan didefinisikan dengan salah satu dari ungkapan berikut: Ungkapan konsentrasi :
a.    persen massa (%) =massa zat terlarut/ massa larutan x 100
b.    Molaritas (konsentrasi molar) (mol dm–3) =(mol zat terlarut)/(liter larutan)
c.    molalitas (mol kg–1) =(mol zat teralrut)/(kg pelarut)
d.   Normalitas (N)

Gram ekuivalen zat terlarut
Volume larutam

Normalitas didefinisikan sebagai jumlah larutan yang mengandung ekuivalen zat terlarut setiap volume larutan 1 dm3. Secara sedeerhana normalitas (N) dapat dinyatakan sebagai berikut :
N=

e.    Fraksi Mol (X)
     Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan terhadap jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
                        X  =  mol suatu zat  :  mol seluruh zat
f.     Bagian Perjuta (Part per million = ppm )
     Bagian perjuta (ppm) didefinisikan sebagai jumlah zat terlarutdalam satu juta jumlah larutan atau bagian suatu komponen dalam satu juta bagian campuran.
     Ppm = bagian suatu komponen : satu juta bagian campuran
g.      Formalitas
     Formalitas ini kadang nilainya sama dengan molaritas, kecuali dalam hal tertentu yang mana zat terlarut biasanya mempunyai suatu bentuk dalam larutan yang berbeda dengan molekulnya, munkin karena pengaruh iktana hidrogen atau lainnya.



C.  Sifat Koligatif Larutan Non-elektrolit
Sifat larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Terdapat empat sifat fisika yang penting yang besarnya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Keempat sifat ini dikenal dengan sifat koligatif larutan. Sifat ini besarnya berbanding lurus dengan jumlah partikel zat terlarut. Sifat koligatif tersebut adalah tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer .
a.   Tekanan Uap Larutan
Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya. Pada larutan ideal, menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu larutan melakukan tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut murni.
               PA = XA.P0A
P= tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A dalam larutan.
X= fraksi mol komponen A.
P= tekanan uap zat murni A.
Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile), tekanan uap hanya disebabkan oleh pelarut, sehingga PA dapat dianggap sebagai tekanan uap pelarut maupun tekanan uap larutan.

b.     Titik Didih Larutan
Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya menguap. Jika zat terlarutnya lebih mudah menguap daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih rendah), maka titik didih larutan menjadi lebih rendah dari titik didih pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan turun. Contohnya larutan etil alkohol dalam air titik didihnya lebih rendah dari 100 ° C tetapi lebih tinggi dari 78,3 °C (titik didih etil alkohol 78,3 °C dan titik didih air 100 ° C). Jika zat terlarutnya tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile ) daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih tinggi), maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari titik didih pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan naik. Pada contoh larutan etil alkohol dalam air tersebut, jika dianggap pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik didih larutan juga naik. Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya tekanan uap larutan. Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih larutan dari titik didih pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.
Tb  = Kb . m
Tb = kenaikan titik didih larutan.
Kb = kenaikan titik didih molal pelarut.
m   = konsentrasi larutan dalam molal
C.     Titik Beku Larutan
Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan menjadi lebih rendah dari titik beku pelarut murninya. Hukum sifat koligatif untuk penurunan titik beku larutan berlaku pada larutan dengan zat terlarut atsiri ( volatile ) maupun tak-atsiri ( nonvolatile ). Berdasar hukum tersebut, penurunan titik beku larutan dari titik beku pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.
Tf = Kf . m
Tf  = penurunan titik beku larutan.
Kf = penurunan titik beku molal pelarut.
m   = konsentrasi larutan dalam molal.









BAB III
Penutup
A.  Kesimpulan
1.    Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat homogen. Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya
2.    Ada beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi larutan
a.    persen massa (%) =massa zat terlarut/ massa larutan x 100
b.    Molaritas (konsentrasi molar) (mol dm–3) =(mol zat terlarut)/(liter larutan)
c.    molalitas (mol kg–1) =(mol zat teralrut)/(kg pelarut)
d.   Normalitas (N)
e.    Fraksi Mol (X)
f.     Bagian Perjuta (Part per million = ppm )
g.    Formalitas
3.    Yang termasuk dalam sifat koligatif larutan ialah :
a.    Tekanan uap larutan
b.    Titik didih larutan
c.    Titik beku larutan




B.  Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami membutuhkan beberapa saran dan kritik yang membangun untuk hasil yang lebih baik serta bermanfaat bagi seluruh pembaca.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar