Kelompok 6
Andi Zulkifli
Yawan Baso Pata
A. Gazali
Waode Aulia Kahar
Citra Fitriani
Fadhillah Amalia
Ririen
BATUAN METAMORF
Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses metamorfisme, dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) dan chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi dalam kerak bumi atau Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan temperatur 200oC – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya.
Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adealah proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dandiagenesa
1. Slate
Slate
Slate merupakan batuan metamorf
terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone
(batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi
(slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine
grained).
Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone
Warna :
Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir : Very
fine grained
Struktur :
Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi :
Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme : Rendah
Kegunaan :
Batu sabak atau batu slate
banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.Slate telah digunakan dalam
konstruksi selama ratusan tahun dalam
aplikasi
yang beragam sebagai atap untuk paving, dan Walling untuk dekorasi taman. Slate juga dapat di
manfaatkan sebagai batu asahan.
2. Filit
Filit
Merupakan batuan metamorf yang umumnya
tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses
metamorfosisme dari Slate.
Asal : Metamorfisme
Shale
Warna : Merah, kehijauan
Ukuran butir : Halus
Stuktur :
Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi : Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang
Kegunaan : Untuk
dinding, mebel, lantai
3. Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari
hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi.
Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar,
mika dan amphibole.
Asal :
Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna : Abu-abu
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Foliated (Gneissic)
Komposisi : Kuarsa, feldspar,
amphibole, mika
Derajat metamorfisme :
Tinggi
Ciri khas :
Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole
dan mika.
Kegunaan : Batu
Gneiss atau genes banyak digunakan dan manfaatkan untuk membuat barang kerajinan seperti asbak, jambangan
bunga dan patung.
4. Sekis
Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf
yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini
umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan
kristal yang mengkilap.
Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna :
Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir :
Fine – Medium Coarse
Struktur :
Foliated (Schistose)
Komposisi :
Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal
garnet
Kegunaan : Sebagai sumber mika yang utama. Mika ini
merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan kondensator
dan kapasitor dalam industri elektronika.
5. Marmer
Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat
tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit.
Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan
tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna : Bervariasi
Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi :
Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas :Tekstur
berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.
Kegunaan : Batu
marmer biasanya digunakan untuk membuat meja, papan nama, batu nisa, pelapis dinding bangungan dan lantai.
6. Kuarsit
Kuarsit
Kuarsit adalah salah satu batuan
metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat
tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi
kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan
struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir : Medium coarse
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Lebih keras dibanding glass
Kegunaan : Sebagai
bahan pembuatan bola refraktori, bahan penggosok, untuk industri gelas,keramik,
bahan bangunan sebagai agregat, lantai dan dinding.
7. Milonit
Milonit merupakan batuan metamorf
kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang
mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini
lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
Asal :
Metamorfisme dinamik
Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru\
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Dapat dibelah-belah
Kegunaan : Sebagai
bahan bangunan
8. Filonit
Merupakan batuan metamorf dengan derajat
metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses
metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki
ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi.
Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)
Asal :
Metamorfisme Shale, Mudstone
Warna : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi :
Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau
Kegunaan :
9. Serpetinit
Serpentinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas
satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses
serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica
mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi
serpentinit.
Asal :
Batuan beku basa
Warna :
Hijau terang / gelap
Ukuran butir :
Medium grained
Struktur :
Non foliasi
Komposisi : Serpentine
Ciri khas :
Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari
Kegunaan : Bahan pupuk
alternatif untuk perkebunan
10. Hornfels
Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan
claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di
dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat
padat tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone
Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
Kegunaan : Sebagai Bahan
industri
The most enduring symbol of the Norse - titanium arts
BalasHapus› tj-metal-arts › tj-metal-arts septcasino The https://deccasino.com/review/merit-casino/ most enduring symbol septcasino of the Norse - titanium arts · The most enduring symbol of the Norse www.jtmhub.com - titanium arts · The titanium earrings most enduring symbol of the Norse - titanium arts.